Mi sagu terbuat dari bahan baku sagu itu berasal dari Bengkalis dan Kepulauan Meranti. Mi sagu sendiri mudah didapat di pasaran.
Berbeda dari daerah timur yang mengolah sagu menjadi papeda. Di masyarakat Riau, sagu diolah menjadi mi yang khas dengan tekstur lembut dan kenyal.
Tidak hanya di pesisir Riau. Mi sagu juga banyak dijumpai di Kota Pekanbaru. Salah satunya di warung khas Melayu, yaitu Kopi Bengkalis.
Di warung Kopi Bengkalis, mi sagu sudah jadi primadona pelanggannya. Sebab, mi sagu memiliki kandungan karbohidrat yang sangat rendah dan disebut terbukti mampu menurunkan gula darah.
Alasan itulah yang membuat masyarakat menyantap mi sagu untuk sarapan pagi dan makan siang. Termasuk hidangan di acara-acara hajatan, acara resmi sampai menu utama menyambut pejabat datang.
“Bukan hanya makanan untuk sarapan aja. Mi sagu biasa dipesan siang hari,” terang pengelola warung Kopi Bengkalis di Jalan Ronggo Warsito Pekanbaru, Halimi, Senin (4/4/2022).
Bahan yang digunakan untuk membuat mi sagu yakni, cabe merah, udang basah, ikan teri bilis, toge, sawi dan daun bawang. Tak terkecuali bumbu khas dari wilayah pesisir.
Untuk mencicip mi sagu, diketahui ada 2 penyajian. Pertama mie sagu goreng dan mie sagu basah atau masyarakat Melayu menyebutnya mi sagu lecah.
“Mi sagu jadi menu favorit yang banyak dipesan pelanggan Kedai Kopi Bengkalis. Dalam menjaga kualitas, mi sagu kita didatangkan langsung dari daerah asal di Kepulauan Meranti,” kata Halimi.
“Mi ini kita datang kan langsung setelah diproduksi di pabriknya. Sehingga masih fresh karena tidak menunggu berhari-hari setelah diproduksi langsung dikirim,” kata Halimi lagi.
Untuk dapat menikmati mi sagu, cukup menunggu sekitar 15-10 menit saja. Mi sagu yang dimasak dengan bumbu khas racikan Melayu siap disantap.
Penikmat mi sagu sendiri kini tak hanya kalangan pejabat dan orang tua. Generasi milenial juga kerap berburu kuliner mi asli Bumi Lancang Kuning.
Seorang pelanggan mi sagu, Abdullah Sany mengaku mie sagu menjadi kuliner khas Pesisir Riau yang dapat dinikmati kapanpun. Untuk rasa, tentu tidak ada perbedaan dengan daerah asal mi sagu.
“Untuk rasa saya pernah mencicipi seperti di Bengkalis, Meranti sama Selat Panjang. Rasa sama dan tidak perlu jauh-jauh kalau kalau mau mencicipi,” kata Sany.
Di daerah asal, mi sagu memang menjadi makanan pokok masyarakat pesisir. Tetapi seiring perkembangan jaman, kuliner khas itu menjadi primadona seluruh masyarakat Riau.
“Sekarang tua muda menikmati mi sagu. Tentu ini tren yang baik untuk membuat mie sagu semakin dikenal masyarakat di Nusantara,” kata Sany.
Simak Video “Yuk, Intip Proses Pembuatan Kue Khasma Khas Riau!“
[Gambas:Video 20detik]
(trw/trw)