Tarempa adalah daerah kecil di Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Penduduknya banyak tinggal di pesisir, di dalam rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu. Di tempat ini, setiap hari kapal-kapal para nelayan merapat ke pantai dan membawa beragam sumber pangan dari laut, salah satunya ikan tuna atau tongkol.
Ikan yang lezat ini pun diolah menjadi beragam penganan oleh penduduk Tarempa. Tongkol menjadi protein yang memberi gurih pada makanan pokok seperti mi dan nasi, juga bermacam kudapan, baik yang berbahan dasar terigu, sagu, maupun ketan.
Memang belum banyak tempat yang menyajikan makanan khas Anambas ini. Namun, bukan berarti pula kuliner ini hanya dapat ditemui di tempat asalnya.
Kalau kamu jalan-jalan ke Pekanbaru, kamu bisa mencicipi makanan-makanan tersebut. Salah satunya di Rumah Makan Berkat. Di sini pencecapmu bisa bertualang merasakan mi tarempa, luti gendang, kernas, dan lempa.
Mi ini diberi nama seperti tempat asalnya. Cirinya adalah pada campuran utamanya yang menggunakan potongan ikan tongkol. Di warung-warung makan, pengunjung biasanya disodori beberapa pilihan cara masak mi: mi kering (goreng), mi lembab (goreng/oseng dengan sedikit kaldu), mi basah (dioseng dengan kaldu yang cukup banyak), atau mi rebus (mi kuah tanpa minyak).
Tekstur minya sendiri padat dan kenyal. Permukaannya terlumuri rata dengan campuran bumbu dominan bawang putih, cabai, dan kecap manis. Campuran tauge dan sawi serta taburan bawang goreng yang renyah memperkaya rasa dan teksturnya. Penduduk lokal Tarempa kerap menjadikan olahan makanan pokok ini santapan sarapan.
Baca juga:
Cicipi Kelezatan 5 Kuliner Khas Kalimantan Ini
Makanan Berkuah yang Oke Disantap saat Musim Hujan
Ini adalah roti berisi ikan tongkol yang dibumbui dengan bawang dan cabai. Rasa gurih yang berpadu manis, pedas, dan asin langsung bercampur di mulut ketika kita mengunyah sepotong luti gendang. Cita rasanya mirip panada dari Sulawesi Utara. Namun, adonannya tidak sepadat panada dan bentunya bulat lonjong seperti combro.
Kata luti sendiri berarti roti. Konon, peranakan China Melayu di Anambas kurang fasih melafalkannya sehingga kata ini terdengar seperti “luti”. Sementara itu, gendang berarti cara memasak dengan menggoreng. Di wilayah Kepulauan Riau, kudapan ini lazim dijadikan hidangan pendamping minum kopi.
Selain mi tarempa, hidangan ini wajib dicicipi. Pada daftar menu, kernas tampak sebagai gorengan berbentuk bulat pipih dengan tekstur yang agak kasar pada permukaannya. “Kernas ini semacam nuget ikan,” kata seorang pelayan menjelaskan dengan referensi yang dipahami lawan bicaranya.
Yang membuat kernas begitu khas adalah digunakannya campuran sagu butir dalam pembuatannya. Inilah yang menciptakan teksturnya. Daging ikan giling yang lembut dan gurih berpadu dengan bulir-bulir sagu. Kernas paling nikmat disantap selagi hangat dengan cocolan sambal asam manis.
Kalau di Jawa kita akrab dengan lemper, di Anambas ada lempa. Kudapan dari ketan atau pulut dengan isian tuna pedas.
Sekilas, bentuk lempa dari luar mirip dengan otak-otak. Camilan pipih ini dibungkus dengan daun pisang, lantas dibakar. Ketika daun pisang dibuka, aroma sedap pun meruap. Teksturnya legit, rasa tuna pun gurih pedas tanpa jejak bau amis di mulut. Lempa juga lazim dijadikan buah tangan dari Kepulauan Riau.